KOPPINEWS.ID, KONGHIN- Kegiatan Penanganan Long Segment Jalan Konghin-Trak Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Prov.Kep.Babel) senilai 4 Miliar lebih dianggap Lalai dan tak peduli dengan aktifitas dan kesehatan warga sekitar. Akibat dari pengerjaan jalan yang tak kunjung aspal membuat warga sekitar geram, Hal itu karena debuh tanah yang selalu menyelimuti daerah tersebut sehingga aktifitas masyarakat sangat terganggu. Selain mengganggu kesehatan masyarakat sekitar, para pedagang diruas jalan tersebut mengeluhkan barang dagangannya yang penuh dengan debuh dan terancam tidak laku dan rusak. Hal itu juga para pedagang mengaku akan meminta ganti rugi kepada pihak CV.BORNEO ELNUSA, terkait barang dagangan yang rusak akibat debu tanah yang masuk ke dalam area jualan, selama tiga bulan terakhir. Saat dikonfirmasi pemilik Toko Hari Mart, mengatakan ” Saya suda dak sanggup agi bersi-bersi toko ku, mau sewa orang mahal, pelanggan saya pada lari sehingga omset saya turun jauh, apalagi barang barang saya banyak yang rusak. saya minta pihak pengelolah proyek ini harus ganti rugi barang barang saya”. tuturnya. 
Lanjut Dia “Kalau saya dak buka Toko, siapa nak kasi makan ke ku, Saya mohon pemerintah jangan tutup mata, sampaikan kepada pihak pemborong CV.BORNEO ganti rugi barang barang saya. Tutupnya.
Pantauan awak media dilalangan, aktifitas masyarakat dan hilir mudik kendaraan roda dua dan roda empat yang sangat ramai sehingga menimbulkan debuh berterbangan apalagi dimusim panas saat ini. Saat dikonfirmasi langsung salah seorang konsumen Toko Hari Mart Apin mengaku ” Tiga bulan terakhir ini kami makan debuh, bahkan lewat di jalan inipun jadi malas dan sangat tersiksa. Kami berharap pihak pemenang tender proyek ini harus bertanggung jawab, jangan hanya ambil keuntungan, kesehatan dan aktifitas masyarakat diabaikan begitu saja”. Ungkapnya. Sabtu 7/10/2023.
Diwaktu yang berbeda saat dikonfirmasi langsung kepada pemilik Toko sekitar mengatakan “Akibat dari pembangunan jalan yang tak kunjung usai sehingga menimbulkan debu, membuat penjualan kami menurun dratis, dan debu masuk sampai didalam menempal pada barang-barang dagangan kami. Sekarang ini, toko kami jarang dibuka karena tidak tahan dengan debu yang begitu banyak”, jelasnya.
Lanjut Dia ” Kami berharap pemerintah daerah khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah untuk memberi teguran kepada Kontraktor untuk lebih prioritaskan kepentingan umum dan kesehatan bagi masyarakat. Tutupnya.
Senada dengan itu ditempat yang berbeda, selaku Ketua RT sekitar mengaku ” Saya suda beberapa hari didatangin warga pertanyakan mengenai hal ini, ketika saya menghubungi pengawasnya katanya tanggal 4 tetapi sampai sekarang belum di aspal juga, janji akan disiram setiap hari utuk mengurangi debu, tetapi jarang disiram itupun alakadarnya aja. Ungkapnya.
Saat dihubungi pengawas Toni lewat via whasap, Toni enggan meresponnya. Disaat yang sama juga dihubungi Kepala dinas PUPR Bangka Tengah Rahman, namun enggan berkomentar juga hingga berita ini diterbitkan.
Pewarta : Kristian




































