WhatsApp Image 2024-02-07 at 19.33.04_8501907b
previous arrow
next arrow
xr:d:DAF-4xttWGo:71,j:1941474905019999148,t:24040103
previous arrow
next arrow

Penyakit TBC di Basel Mencapai 176 Orang

Koppinews – Penderita penyakit Tuberkulosis atau TBC di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), tercatat sejak bulan Januari hingga Agustus 2024 mencapai 176 orang.

“Penderita TBC aktif sebanyak 176 orang ini ditemukan di semua kalangan usia yang berisiko tinggi terkena TBC, mulai dari usia anak – anak, remaja hingga dewasa,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel), dr. Agus Agus Pranawa, Rabu (6/11/2024) siang.

Dijelaskan dr. Agus bahwa temuan kasus untuk penderita yang telah positif TBC maupun yang suspect, diambil dari data Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang ada di wilayah Basel.

“Diantaranya di Puskesmas Airgegas 17 orang, Puskesmas Payung 8 orang, Puskesmas Simpang Rimba 20 orang, Puskesmas Tanjung Labu 6 orang, Puskesmas Pongok 1 orang, Puskesmas Batu Betumpang 8 orang, Puskesmas Toboali 40 orang, Puskesmas Tiram 11 orang, Puskesmas Rias 12 orang, Puskesmas Airbara 4 orang, RSUD Junjung Besaoh 29 orang, Rumah Sakit kriopanting 18 orang dan 2 orang penderita baru,” jelasnya.

Baca juga  Bupati Bangka Selatan Laporkan Keuangan 2024 ke BPK, Tunjukkan Akuntabilitas Publik

“Rumah Sakit dan Puskesmas di Basel kita rata rata sudah menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi dan mendiagnosis penyakit TBC, sehingga dapat lebih mudah mendeteksi pasien penderita tuberkulosis atau tidak,” tambah dr. Agus.

dr. Agus menyebutkan bahwa penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, yang begitu cepat menyerang paru-paru, dan juga menyerang organ lain seperti kulit.

Baca juga  Wabup Debby: Koperasi Merah Putih Dorong Ekonomi Desa Lewat Semangat Gotong Royong

“Gejala awal TBC salah satunya adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk berdarah, sesak napas, lemas, penurunan berat badan, demam, dan juga keringat malam,” sebutnya.

Ia menyarankan, jika ada gejala seperti batuk lebih dari dua minggu disarankan kepada warga untuk dilakukan pemeriksaan skrining atau pemeriksaan gejala TBC.

“Begitu juga dengan orang – orang yang sering melakukan kontak atau berinteraksi dengan penderita batuk lebih dari dua minggu. Maka sangat kita diwajibkan bagi seluruh keluarga yang berkontak dengan penderita TBC harus dilakukan pemeriksaan dahak, dan mereka wajib minum obat TBC sebagai bentuk pencegahan,” tutup dr. Agus

(sy)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *