WhatsApp Image 2024-02-07 at 19.33.04_8501907b
previous arrow
next arrow
xr:d:DAF-4xttWGo:71,j:1941474905019999148,t:24040103
previous arrow
next arrow

Kemarau Dan Fenomena El Nino

KOPPINEWS.ID, BANGKA SELATAN – Rabu (23/08/2023) Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Bangka Selatan Risvandika menyebutkan sedikitnya 300 hektar sawah atau tanaman pangan di Bangka Selatan mengalami kekeringan akibat musin kemarau dan fenomena El nino.

Menurutnya, terdapat empat desa di Bangka Selatan yang terdampak kekeringan selama musim kemarau di antaranya Desa Rias, Desa Serdang, Desa Pergam dan Desa Batu Betumpang.

“Berdasarkan pantauan kami desa di Basel yang mengalami kekeringan salah satunya debit air di embung maupun bendungan mulai berkurang,” kata Risvandika, Selasa (22/8/2023).

Ia menjelaskan, saat ini sumber air di empat desa masih terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan petani di musim kemarau, seperti di embung yamin, embung pumpung, bendungan mentukul Desa Rias, kemudian sungai kemis Desa Serdang dan Pergam.

“Sumber Air di embung dan bendungan saya rasa masih cukup memenuhi kebutuhan petani meski saat ini debitnya sudah mulai berkurang. Tinggal bagaimana para petani dan ketua kelompok tani cara mengatur airnya, sesuai dengan kebutuhan dan manfaatkan pintu-pintu air jangan sampai terbuang ke saluran pembuangan,” ucapnya.

Baca juga  Waduh Atlit Bilyard Peraih Emas Tidak di Ikut Sertakan Porprov

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI mengungkapkan Indonesia akan memasuki puncak musim kemarau di pekan ketiga Agustus 2023.

Hal tersebut ditandai dengan peningkatan hotspot atau titik-titik api di sejumlah wilayah

“Kita coba lihat perbandingan jumlah titik panas di seluruh Indonesia dalam 3 bulan terakhir periode 2 minggu pertama,” terang Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran persnya, hari ini Selasa (22/8/2023).

“Jadi kita coba lihat 2 minggu pertama Juni, 2 minggu pertama Juli, 2 minggu pertama Agustus,” ujarnya seperti dikutip di PMJNews.com

Baca juga  Jelang Nataru, HIV di Basel Tambah 7 Kasus

Menurutnya, jumlah titik api pada Agustus meningkat signifikan. Bahkan, tercatat terdapat 40.000 titik api di Agustus.

Angka tersebut meningkat 5 kali lipat dibandingkan Juli yang tercatat hanya sebanyak 800 titik api.

“Nah ini kita lihat memang di Agustus kenapa tadi saya bilang BNPB menyampaikan bahwa pada periode minggu ketiga Agustus ini kita sudah mulai masuk fase puncak kemarau karena terlihat sekali perbedaan dari jumlah hotspot yang kita pantau,” jelasnya.

Masih dari penuturannya, hotspot di wilayah Sumatera naik hampir tiga kali lipat pada Juni hingga Juli.

Begitu juga Kalimantan yang mencapai 40.000 hotspot. Fenomena serupa juga diikuti berbagai kawasan lainnya. Di antaranya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua.

 

Edito: Sony
Sumber timelines.id




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *